Lihat Masjid Penuh, Jamaah Panik
Kamis 22-06-2017,00:00 WIB
BULAN Ramadan adalah momen yang tepat untuk kita beribadah semaksimal mungkin. Pada 10 hari terakhir bulan Ramadan juga menjadi perlombaan bagi umat muslim untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadan, termasuk itikaf di dalam masjid.
|
Jamaah Masjidilharam penuh. Foto: Deny/Radar Cirebon |
Pada 10 hari terakhir bulan Ramadan ini hampir setiap masjid selalu dipenuhi oleh para jama\'ah yang akan melakukan itikaf. Termasuk di Masjidil Haram Mekkah, yang menjadi magnet bagi jutaan muslim di seluruh dunia untuk melakukan itikaf.
Karena memang sesuai dengan Hadist jika kita melaksanakan ibadah di Masjidil Haram akan bernilai seratus ribu kali dibandingkan ketika melaksanakan ibadah di masjid umum lainnya. Namun, jutaan umat muslim harus berjuang untuk bisa masuk Masjidil Haram di penghujung Ramadan ini.
Salah seorang jamaah, yang juga guru besar UNJ, Prof DR H Mukhneri Mukhtar Saleh MPd kepada Radar dirinya menyebut pengelola Masjidil Haram dianggap tidak maksimal menyambut jamaah dari seluruh penjuru dunia. \"Kita lihat memang ini agak sedikit kacau pengelolaannya. Sehingga kita sedikit kurang khusyu melaksanakan ibadah,\" ujarnya.
Menurut Mukhneri, salah satu yang dianggap kurang maksimal yaitu infrastruktur penunjang bagi jamaah. \"Infrastruktur penunjang jamaah itu belum maksimal. Sehingga banyak jamaah yang merasa kebingungan ketika berada di Masjidil Haram,\" ujarnya.
Mukhneri mengungkapkan, padahal infrastruktur penunjang sangat penting untuk bisa dimaksimalkan. \"Misal nih ketika bagian ruangan Masjidil Haram penuh itu harusnya diberikan pemberitahuan ada bagian ruangan mana yang masih kosong atau luang. Ini mah ketika jamaah masuk ruangan sini tiba-tiba diusir polisi dengan alasan sudah penuh, sehingga jamaah saya lihat ada rasa galau dan bingung mau salat dimana,\" ujarnya.
Mukhneri menginginkan ada petunjuk-petunjuk khusus bagi para jamaah. \"Saya saja yang sudah pernah umrah itu bingung ketika tempat sudah penuh dan digiring-giring polisi, nah bagaimana yang baru pertama kali ke Masjidil Haram, jelas saya yakin panik itu jamaah,\" ungkapnya.
Belum lagi kesan kotor di Masjidil Haram ketika jutaan jama\'ah tidak diberi pengarahan dengan baik. \"Kesan di dalam masjid, 10 hari terakhir di bulan Ramadan itu lumayan kotor. Karena dari malam 21 atau 10 hari terakhir itu banyak hamparan sajadah dan kain selimut, kita merasa tidak nyaman. Makanan disimpan diantara shof. Itukan jorok juga,\" tutur guru besar bidang manajemen pendidikan ini.
Sehingga berdampak banyaknya jamaah yang berebut tempat hingga sampai berkelahi. \"Karena banyak hamparan itu jadi tempat semakin sedikit, tempat sudah tidak bisa menampung jamaah lebih banyak, sehingga banyak yang berkelahi karena gara-gara rebutan tempat salat,\" ujarnya.
Mukhneri mengungkapkan, jika jamaah tertata dengan baik, dirinya sangat yakin Masjidil Haram sangat luas dan bisa menampung jutaan jamaah. \"Padahal banyak tempat kosong ketika sudah mulai salat,\" ujarnya.(deny hamdani)
Sumber: